2 Skema Baru Jalur Seleksi Mandiri ITS, Apa Saja?

2 Skema Baru Jalur Seleksi – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuat gebrakan dengan memperkenalkan dua skema baru dalam jalur seleksi mandiri untuk tahun ajaran 2025. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia, ITS tidak hanya dikenal dengan kualitas pendidikan yang tinggi, tetapi juga dengan inovasi-inovasi yang memikat. Kini, mereka hadir dengan dua skema seleksi yang menawarkan peluang besar bagi calon mahasiswa. Apa sajakah itu? Simak ulasan lengkapnya!

1. Skema Seleksi Mandiri Berdasarkan Prestasi Akademik

Skema pertama adalah seleksi mandiri yang berfokus pada prestasi akademik. Bagi kamu yang memiliki catatan akademik gemilang selama di SMA atau sederajat, ini adalah kesempatan emas untuk melanjutkan studi ke ITS tanpa harus bersaing ketat dengan ribuan peserta di jalur SBMPTN bonus new member 100. Jalur ini memberikan peluang bagi siswa dengan nilai rata-rata rapor tinggi dan prestasi luar biasa lainnya, seperti juara dalam olimpiade sains, kompetisi matematika, atau bidang ilmu lainnya.

Yang menarik, ITS memberikan porsi besar bagi prestasi yang sudah terbukti. Artinya, jika kamu bisa membuktikan kemampuan akademik terbaikmu, peluangmu untuk diterima lebih besar. Sistem seleksi berbasis prestasi ini bukan hanya mengukur nilai, tetapi juga track record kamu dalam dunia pendidikan dan kemampuan intelektual.

2. Skema Seleksi Mandiri Berdasarkan Minat dan Bakat Khusus

Skema kedua adalah jalur seleksi mandiri yang menilai minat dan bakat khusus para calon mahasiswa. Inovasi terbaru dari ITS ini memberikan ruang bagi siswa dengan potensi luar biasa di bidang non-akademik seperti seni, olahraga, dan teknologi. Misalnya, jika kamu ahli dalam bidang robotika, pengembangan aplikasi, atau bahkan memiliki karya seni yang mendunia, ITS siap memberi tempat untukmu.

Dalam skema ini, selain melihat nilai akademik, ITS akan lebih mendalam menilai portofolio atau hasil karya yang kamu miliki slot depo 10k. Keunggulan utama dari jalur ini adalah pengakuan terhadap kemampuan luar biasa yang tidak selalu tercermin dalam nilai rapor. Sehingga, bagi mereka yang memiliki bakat di luar kebiasaan, ITS memberikan panggung yang tepat untuk mengasah potensi tersebut lebih lanjut.

Mengapa Dua Skema Ini Sangat Penting?

Dengan adanya dua skema seleksi mandiri baru ini, ITS membuka peluang lebih lebar bagi berbagai kalangan untuk melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi tanpa harus terjebak dalam satu pola seleksi yang kaku. Ini adalah solusi bagi para siswa yang mungkin kurang bersinar di mata ujian nasional atau SBMPTN, namun memiliki kelebihan di bidang lain.

Tentu saja, setiap skema seleksi ini membutuhkan persiapan yang matang, namun mereka yang berhasil melalui jalur ini akan menjadi mahasiswa ITS yang tak hanya berkualitas secara akademik, tetapi juga memiliki bakat yang luar biasa di bidang lain. Oleh karena itu, jika kamu merasa memiliki keunggulan di bidang tertentu, baik akademik maupun non-akademik slot bet kecil, jangan ragu untuk mendaftar lewat skema seleksi mandiri yang sesuai!

Presiden Prabowo dan Revolusi Pendidikan

Presiden Prabowo – Ketika Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, publik tidak hanya menantikan arah politik luar negeri atau kebijakan keamanan nasional. Satu sektor yang paling di nanti gebrakannya adalah pendidikan—wilayah yang selama puluhan tahun terjerat birokrasi lamban, kurikulum membosankan, dan kesenjangan akses yang makin menggila.

Prabowo datang bukan dengan narasi lembut atau janji setengah hati. Dia berbicara tentang “revolusi pendidikan.” Kata yang tidak main-main. Revolusi berarti membongkar. Menghancurkan sistem lama dan membangun ulang fondasi baru yang lebih kuat, radikal, dan berani. Pertanyaannya, mampukah ia merealisasikan ambisinya? Atau ini hanya slogan kampanye yang akan menguap bersama janji-janji presiden sebelumnya?

Kurikulum Baru: Otak Anak Bangsa Bukan Tempat Hafalan

Salah satu isu paling kritis dalam dunia pendidikan Indonesia adalah kurikulum yang stagnan, penuh hafalan, dan jauh dari realitas dunia kerja. Di bawah pemerintahan Prabowo, isu ini menjadi prioritas mutlak. Dia tak segan menyebut sistem pendidikan nasional sebagai “pabrik pekerja murah”, bukan pembentuk pemikir bonus new member.

Rancangannya? Kurikulum berbasis karakter, kemampuan adaptif, dan kecerdasan buatan. Ya, Prabowo ingin anak-anak Indonesia tidak hanya bisa menjawab soal pilihan ganda, tapi juga paham cara berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, dan berani bertanya. Pelajaran yang hanya mengandalkan buku teks tua dan guru menghafal naskah akan di eliminasi secara slot gacor gampang menang.

Sebagai gantinya, akan di terapkan model pembelajaran interaktif, integrasi teknologi sejak usia dini, serta kolaborasi antara sekolah dan industri. Bukan lagi anak-anak di kurung 8 jam di kelas hanya untuk pulang dengan PR yang membosankan. Prabowo ingin kelas menjadi tempat eksplorasi, bukan penjara.

Pendidikan Gratis Berkualitas: Bukan Ilusi, Tapi Instruksi

Tak sedikit pihak yang menyindir gagasan pendidikan gratis berkualitas sebagai mimpi di siang bolong. Tapi Prabowo menjawab dengan instruksi langsung: alokasi anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN bukan hanya di penuhi—tapi di maksimalkan. Sekolah negeri, terutama di daerah tertinggal, akan mendapatkan dana segar untuk perbaikan fasilitas, peningkatan kualitas guru, dan modernisasi alat ajar.

Lebih dari itu, pendidikan gratis tidak hanya berhenti di jenjang dasar dan menengah. Di era Prabowo, pendidikan vokasi dan perguruan tinggi negeri di arahkan menjadi mesin pencetak tenaga kerja profesional yang langsung terserap industri. Tak lagi ada lulusan sarjana yang menganggur bertahun-tahun hanya karena ilmunya tak relevan di dunia nyata.

Dan yang paling penting, program beasiswa akan diperluas secara besar-besaran. Bukan cuma untuk pelajar berprestasi, tapi juga untuk mereka yang punya semangat juang tinggi walau berasal dari keluarga mahjong ways.

Digitalisasi Sekolah: Akhir dari Kapur dan Papan Tulis

Prabowo tidak bermain di level permukaan. Ia tahu revolusi pendidikan tidak akan berhasil tanpa perubahan infrastruktur yang mendalam. Maka, di mulailah misi ambisius digitalisasi sekolah. Seluruh sekolah dasar hingga SMA akan di bekali akses internet cepat, perangkat komputer, dan platform pembelajaran digital nasional yang terintegrasi.

Tidak ada lagi cerita guru menyalin pelajaran di papan tulis dengan tangan kapalan, atau siswa yang harus meminjam buku karena perpustakaannya kosong. Dalam visi Prabowo, setiap anak Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, berhak belajar dengan teknologi yang sama seperti anak-anak di Finlandia atau Korea Selatan.

Sementara itu, guru akan di latih ulang dengan program berskala nasional. Mereka tidak hanya di ajarkan teknik mengajar baru, tapi juga cara menggunakan teknologi untuk membuat pelajaran lebih hidup dan kontekstual. Tak ada ruang bagi guru yang malas, apatis, atau hanya menunggu tunjangan thailand slot.

Pendidikan Militer Sukarela: Disiplin dan Nasionalisme dalam Satu Paket

Salah satu gagasan paling kontroversial yang ikut masuk dalam revolusi pendidikan Prabowo adalah penerapan pendidikan militer sukarela di tingkat SMA. Bukan wajib militer seperti di Korea Utara, tapi pelatihan disiplin dan bela negara berbasis modern—dengan pendekatan psikologi, kepemimpinan, dan pembentukan karakter.

Para siswa yang ikut pelatihan ini akan mendapatkan pelajaran soal kepemimpinan, kerja sama tim, serta pentingnya ketahanan mental. Tujuannya bukan mencetak prajurit, tapi generasi muda yang tangguh secara slot server kamboja dan mental—siap menghadapi dunia global yang penuh kompetisi brutal.

Dengan semua gebrakan ini, satu hal jelas: Presiden Prabowo tidak datang untuk mempercantik cat tembok pendidikan yang sudah keropos. Ia datang dengan palu godam, siap menghancurkan sistem lama yang sudah lapuk dan membangunnya kembali dari nol—tanpa kompromi.