Anaknya Jadi Calon Siswa Sekolah – Di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu, ketika pendidikan berkualitas terasa seperti mimpi mahal bagi kalangan menengah ke bawah, muncul satu cahaya harapan yang tak pernah di sangka-sangka. Namanya Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan yang di gagas oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Bukan sekadar wacana atau janji-janji manis politik—program ini nyata, membumi, dan sudah mulai menyentuh kehidupan masyarakat kecil. Endang, seorang ibu rumah tangga di pinggiran kota, tak bisa menyembunyikan rasa haru dan syukurnya.
“Saya nggak pernah nyangka, anak saya bisa masuk sekolah gratis yang kualitasnya kayak sekolah mahal. Terima kasih Pak Prabowo,” ucap Endang dengan suara bergetar.
Ya, bagi Endang, Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat menuntut ilmu. Ini adalah gerbang menuju perubahan nasib slot777 gacor. Ini adalah tiket keluar dari lingkaran kemiskinan struktural yang selama ini menjerat keluarganya.
Sekolah Rakyat, Bukan Sekadar Nama
Program Sekolah Rakyat bukan nama kosong. Ini adalah lembaga pendidikan yang di rancang untuk menjadi setara, bahkan melampaui kualitas sekolah-sekolah swasta elite. Fasilitasnya lengkap. Guru-gurunya di seleksi ketat. Kurikulumnya berpihak pada rakyat. Dan yang paling penting—biayanya gratis. 100% gratis.
Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dengan tegas menggelontorkan anggaran besar demi menyukseskan program ini. Inilah pendidikan yang benar-benar berpihak pada wong cilik. Bukan sekadar proyek mercusuar yang indah di atas kertas tapi kosong di lapangan.
Endang, seperti banyak orang tua lainnya, awalnya skeptis. “Saya kira cuma janji-janji lagi. Tapi ternyata betulan. Anak saya di tes, lolos, dan sekarang masuk daftar calon siswa. Semua prosesnya transparan. Nggak ada uang pendaftaran, nggak ada uang seragam. Bahkan buku pun di sediakan,” ujarnya sambil memegang amplop pemberitahuan resmi dari pihak sekolah.
Bukan Hanya Sekolah, Tapi Simbol Perlawanan
Sekolah Rakyat bukan cuma institusi pendidikan—ia adalah simbol perlawanan terhadap sistem pendidikan yang timpang dan di skriminatif. Ini adalah tamparan keras bagi para elit pendidikan yang selama ini menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis. Sekolah Rakyat datang dengan satu pesan tegas: pendidikan adalah hak, bukan barang dagangan.
Bayangkan saja, berapa banyak anak Indonesia yang cerdas tapi harus mengubur mimpi karena terhalang biaya? Sekolah Rakyat hadir sebagai jawaban dari pertanyaan lama: siapa yang akan berpihak pada rakyat kecil?
Prabowo, dalam pidato peluncuran program ini, mengatakan, “Selama saya hidup, saya akan pastikan anak-anak miskin tidak akan lagi menjadi korban sistem pendidikan yang gagal.” Kata-kata itu bukan sekadar retorika. Mereka kini menjelma nyata di kehidupan Endang dan ribuan ibu lainnya.
Suara Hati Seorang Ibu
Endang bukan tokoh politik. Ia bukan aktivis, bukan influencer. Ia hanya seorang ibu biasa yang ingin masa depan lebih baik untuk anaknya. Tapi ucapannya, “Terima kasih Pak Prabowo,” punya makna yang dalam. Itu adalah ungkapan tulus dari mereka yang selama ini di abaikan, yang kini merasa di dengar.
Program Sekolah Rakyat telah membuka mata bahwa keadilan sosial bukan utopia. Ia bisa di capai jika ada kemauan politik yang kuat, dan kepedulian nyata dari pemimpin. Tidak hanya untuk memoles citra, tapi untuk benar-benar mengubah wajah bangsa dari akar rumput.